Jika anak mengeluh sakit gigi, pastikan ia mendapatkan terapi yang tepat. bisa jadi sakit gigi yang dialami butuh terapi ortodonti yaitu pakai kawat gigi misalnya. Iya kawat gigi yang lazim digunakan oleh orang dewasa ini berfungsi memperbaiki problem fungsi gigi. Usia anak boleh pakai kawat gigi tentu saja ada batasan yang jelas dari para ahli.
American Association of Orthodontists (AAO) memperkirakan bahwa 50%-70% dari populasi membutuhkan perawatan ortodonti. Sayangnya banyak orangtua yang mengabaikan kondisi anaknya ketika membutuhkan kawat gigi.
Sebenarnya orang tua bisa memperhatikan masalah gigi anak sehari-hari dari kebiasaan anak di rumah. Misalnya anak yang memiliki kebiasaan menghisap jempol, menjulurkan lidah, atau menggemeretakkan gigi, ini semua merupakan tanda bahwa anak memerlukan konsultasi ke dokter gigi spesialis ortodonti.
Ini usia anak boleh pakai kawat gigi
Selain indikasi, hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan kawat gigi adalah usia. Faktor usia sangat penting, para ahli merekomendasikan usia anak boleh pakai kawat gigi ketika menginjak usia antara 9-13 tahun. Sebab di usia ini gigi tetapnya sudah tumbuh sempurna.
Dalam hal ini AAO merekomendasikan anak usia 7 – 12 tahun adalah waktu yang tepat memperkenalkan anak dengan dokter gigi. Lakukan kunjungan pertama yang penuh kesan untuk mengajarkan anak penting memeriksakan giginya ke dokter.
Di kali pertama ke dokter gigi inilah, salah satu indikasi yang akan diperiksa adalah kesesuaian atau ketidaksejajaran rahang dengan gigi. Hal inilah yang menjadi salah satu indikasi seorang anak memerlukan kawat gigi satu hari nanti.
Hal ini juga akan menentukan jenis kawat gigi yang dibutuhkan dan berapa lama kawat gigi harus digunakan untuk memperbaiki fungsi gigi yang bermasalah tersebut.
Selain itu, komposisi atau struktur gigi jika bertumpuk atau terlalu padat, bisa dilakukan pencabutan beberapa gigi untuk memberikan ruang tumbuh pada gigi lainnya. Treatment ini juga jadi salah satu cara awal sebelum pemasangan kawat gigi.
Jika anak mengeluh kesulitan mengunyah atau sakit saat menggigit makanan, atau kondisi giginya yang overbite atau underbite.
Itulah sebabnya pemeriksaan ke dokter gigi setelah 7 tahun guna mengetahui lebih jauh soal keluhan gigi, apakah anak memerlukan kawat gigi atau tidak.
Secara umum, sejumlah indikasi mengapa seorang anak harus dibawa ke dokter gigi, di antaranya mengalami kehilangan gigi susu secara dini atau justru terlambat, mengalami kesulitan mengunyah atau menggigit makanan, bernapas melalui mulut, menghisap jari, gigi berjejal, menumpuk. Memiliki rahang yang bergeser, mengeluarkan suara, mengalami kesulitan bicara. Memiliki gigi yang menonjol atau gigi yang bertemu secara tidak normal. Kurangnya keseimbangan atau asimetri wajah. Menggemeretakkan atau mengatupkan gigi. Tidak dapat menutup bibir dengan nyaman.
Manfaat memasang kawat gigi pada anak
Jika kawat gigi sudah terpasang, ada sejumlah manfaat yang dirasakan. Seperti lebih mudah mengunyah makanan, lebih mudah membersihkan dan menyikat gigi, meminimalisir menggemeretakkan gigi, dan mengurangi risiko gigi berlubang.
Selain itu, anak mendapatkan edukasi seputar perawatan gigi langsung dari dokter ahlinya. Sehingga kemungkinan besar ia akan patuh untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan melakukan perawatan gigi secara mandiri.
Dengan gigi yang sehat dan terawat akan menambah kepercayaan diri anak dan terhindari dari problem kesehatan gigi di kemudian hari.
Anak yang membutuhkan kawat gigi namun diabaikan, ini dampaknya
Mums, setelah memahami pentingnya kawat gigi dan kapan usia anak boleh pakai kawat gigi, namun diabaikan, ada sejumlah dampak yang bisa terjadi.
Sejumlah keluhan yang bisa dirasakan anak, di antaranya mengalami nyeri pada rahang atau gigi saat anak mengunyah makanan. Hal ini terjadi karena fungsi mengunyahnya terganggu. Kondisi ini akan berlangsung hingga dewasa, bahkan tidak mungkin bisa menyebabkan terapi yang jauh lebih kompleks.
Pada anak dengan komposisi gigi yang renggang, jika tidak menggunakan kawat gigi bisa menyebabkan celah gigi semakin melebar. Hal ini tidak hanya memengaruhi fungsi pengunyahan tetapi juga merusak estetika senyuman.
Dampak buruk lainnya, dapat menyebabkan gigi bergeser secara permanen. Misalnya jika perlu mencabut beberapa gigi untuk memasang kawat gigi, tapi tidak dilakukan, hal ini bisa menyebabkan gigi bergese dan sakit rahang. Pergeseran tersebut menyebabkan rahang bawah atau rahang atas menonjol sehingga menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan.
Referensi
https://wgmortho.com/what-age-do-kids-get-braces-how-to-tell-if-your-child-needs-braces/
https://www.verywellfamily.com/braces-cost-treatment-how-to-know-if-needed-6828169