LAPARASCOPI, TEHNIK BEDAH DENGAN RISIKO MINIMAL
Tehnologi kedokteran saat ini berkembang sangat pesat, salah satunya dengan penggunaan Lapaskopi dalam prosedur pembedahan . Laparoskopi adalah sebuah teknik melihat ke dalam perut tanpa melakukan pembedahan besar.
Laparoskopi adalah teknik bedah invasif minimal yang menggunakan alat-alat berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut.
RS Islam Jakarta Pondok Kopi saat ini menfasilitasi kamar bedah dengan peralatan Laparaskopi .
Keuntungan pembedahan dengan laparakopi antara lain sayatan kecil sekitar 1-1,5 cm dimana ahli bedah akan memasukkan alat laparoskop yang memiliki sebuah tabung kecil ber kamera dan lampu kecil pada ujungnya yang memperlihatkan isi di dalam rongga perut dan panggul pada sebuah monitor. Dengan sayatan yang kecil tersebut rasa sakit lebih minimal dan luka dapat cepat sembuh sehingga memperpendek masa perawatan di rumah sakit. Risiko perdarahan saat proses pembedahanpun dapat diminimalisir .
Tehnik bedah laparoskopi tidak dapat dilakukan pada semua jenis pembedahan . Beberapa tindakan yang dapat menggunakan tehnik laparaskopi antar lain :
- Operasi ginekologi sperti untuk pengangkatan Rahim, kehamilan ektopik terganggu , pengangkatan fibroid , dll
- Operasi Apendicitis / usus buntu yang meradang
- Operasi Hernia
- Pengangkatan organ yang terkena kanker seperti hati , usus , ginjal , ovarium, prostat atau kandung kemih
- Pengangkatan kantung empedu pada penyakit batu empedu
Meski teknik laparoskopi aman, tetap saja ada risikonya untuk itu setiap pembedahan. Beberapa risiko bedah laparaskopi antara lain kerusakan pembuluh nadi besar. kerusakan pada organ, seperti usus atau kandung kemih , reaksi alergi serius karena obat bius, komplikasi akibat penggunaan gas karbondioksida, seperti gas masuk ke pembuluh darah , terjadi penggumpalan darah di pembuluh darah. Risiko komplikasi serius terjadi 1 per 1000 tindakan .