vaksin polio pada bayi baru lahir 081802309000 – Fungsi dan manfaat imunisasi polio adalah mencegah penyakit polio atau lumpuh layu yang bisa membuat kelumpuhan, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Polio termasuk ke dalam imunisasi anak yang wajib diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan bersamaan dengan vaksin hepatitis B, DPT, dan HiB.
Imunisasi polio juga termasuk dalam daftar imunisasi yang harus Anda ulang, seperti vaksin MMR.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan dalam situs resminya bahwa penyebab penyakit ini adalah virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang.
Akibat penyakit ini, penderita tidak bisa menggerakan bagian tubuh tertentu, biasanya terjadi pada salah satu atau bahkan kedua kakinya.
Ada dua jenis vaksin polio yang harus anak-anak dapatkan, yaitu vaksin polio oral (OPV) dan vaksin polio suntik (IPV). Apa yang membedakan OPV dan IPV? Vaksin polio oral (OPV)
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) imunisasi polio yang oral adalah virus polio yang masih aktif, tetapi sudah lemah.
Ini membuatnya masih bisa berkembang biak dalam usus dan bisa merangsang usus dan darah untuk membentuk zat kekebalan tubuh (antibodi) terhadap virus polio liar.
Virus polio liar masuk ke dalam usus bayi, lalu antibodi akan membunuh virus yang terbentuk di dalam usus dan darah.
Oleh karena itu, pemberian virus polio liar yang sudah melalui proses pelemahan tidak berbahaya. Virus polio liar ini juga akan mati oleh sistem kekebalan tubuh yang terbentuk. Vaksin polio suntik (IPV)
Apa itu imunisasi polio suntik? Vaksin polio suntik berisikan virus polio yang sudah tidak aktif (mati) atau Inactive Polio Vaccine (IPV).
Masih menurut IDAI, cara kerja vaksin polio suntik yaitu, membentuk kekebalan di dalam darah, tetapi tidak di usus.
Ini membuat virus polio liar masih bisa berkembang biak di usus tanpa membuat anak merasa sakit karena ada kekebalan dalam darah.
Namun, ini hal yang buruk karena virus polio liar masih berkembang biak dalam usus dan bisa menyebar lewat feses atau tinja ke anak-anak lain.
Hal tersebut membuat peluang anak-anak terkena penyakit polio lebih besar.
Maka dari itu, orangtua wajib memberikan vaksin polio oral dan polio suntik pada wilayah yang transmisi atau perpindahan virus polio liarnya masih tinggi.
Hal tersebut bertujuan agar usus bayi bisa mematikan virus polio liar dan menghentikan penyebarannya.
Anak yang terlambat imunisasi bisa membuat penyebaran penyakit ini menjadi lebih luas. Orang yang membutuhkan vaksin polio
Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pemberian imunisasi polio pada anak sebanyak 4 kali dengan jeda setiap satu bulan.
Namun tidak hanya anak-anak yang perlu mendapatkan imunisasi ini, orang dewasa juga membutuhkannya. Berikut panduan dan penjelasannya. Bayi dan anak-anak
Berdasarkan tabel jadwal imunisasi anak 2020 rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pemberian imunisasi polio sebanyak 4 kali sejak bayi baru lahir sebagai berikut: Usia 0-1 bulan Umur 2 bulan Usia 3 bulan Umur 4 bulan usia 18 bulan (pengulangan)
Untuk bayi baru lahir, ia mendapatkan vaksin polio oral (OPV), lalu pada imunisasi polio berikutnya mendapat suntikan (IPV) atau OPV kembali.